Asal Usul Kraken
Kraken adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk cumi-cumi atau gurita raksasa yang sering menyerang kapal yang lewat di lautan dengan cara menggulingnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke dasar lautan. Kraken dikatakan berdiam di lautan di wilayah Islandia dan Norwegia.
Kata Kraken berasal dari kata "krake" dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa Jerman modern untuk merujuk kepada gurita.
Penulis fiksi ilmiah dari Prancis, Jules Verne, menulis tentang makhluk ini di novelnya 20.000 Leagues Under the Sea. Makhluk itu menyerang kapal selam elektrik dalam cerita, Nautilus:
"Di depan mataku ada monster mengerikan, layak berasal dari legenda makhluk-makhluk mengagumkan. Makhluk itu sotong raksasa, sepanjang tujuh meter. Ia berenang memotong jalur Nautilus dengan kecepatan tinggi, mengawasi kami dengan matanya yang hijau besar dan membeliak. Kedelapan lengan, atau kaki tepatnya, menempel di kepalanya. Kaki-kaki itulah yang menjadi alasan hewan ini disebut cephalopod. Kaki-kaki itu dua kali panjang tubuhnya dan meliuk-liuk seperti rambut Furie. Orang bisa melihat 250 lubang udara di bagian dalam tentakelnya. Mulut si monster, paruh bertanduk seperti burung nuri, membuka dan menutup secara vertical. Permukaan lidahnya yang bergerigi, dilengkapi beberapa baris gigi tajam, keluar bergetar dari sepanjang capit ini".
Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen, yang juga seorang naturalis, juga pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 bahwa Kraken "tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal".
Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itu pun pergi. Sebagai pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas di Brittany dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa yang menimpa mereka. Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun paling tidak, penyerangan monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos belaka.
Selain kisah lukisan Kapel St.Thomas, Mr. Monfort juga menceritakan perjumpaan lain dengan makhluk serupa cumi-cumi atau gurita raksasa yang dialami oleh kapten Jean-Magnus dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu juga di lepas Pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.
Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang ke dalam lautan.
Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton, menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal. Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian ditembakkannya ke arah monster itu.
Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh moster itu dan jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu, tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.
Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah menyaksikan seekor cumi-cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.
Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi-cumi raksasa di Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu mungkin memiliki panjang hingga 11 meter.
Pada tahun 1924, Frank T. Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot. Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapat musuh abadinya, yaitu Paus Penyembur.
Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat ada sebuah riakan besar di air. " Ada gerakan besar di dalam laut saat purnama. Aku meraih teropong malam yang selalu siap di gantungannya. Aku melihat seekor ikan paus penyembur besar sedang terlibat perang hebat dengan seekor cumi-cumi yang memiliki tubuh hampir sebesar paus itu. Kepala paus itu terlihat lincah seperti tangan saja layaknya. Paus itu terlihat sedang menggigit tentakel cumi itu dengan sistematis. Di samping kepalanya yang hitam, juga terlihat kepala cumi yang besar. Mengerikan, aku tidak pernah membayangkan ada cumi dengan kepala sebesar itu".
Mendengar kesaksian Bullen, kita mungkin tergoda untuk mengatakan kalau ia membesar-besarkan atau mungkin mengarangnya saja. Namun, pada Oktober 2009, komunitas ilmuwan menyadari kalau kisah yang diceritakan Bullen mungkin memang bukan sekedar cerita fiksi. Cumi raksasa memang bermusuhan dengan paus pembunuh.
Sejak lama, makhluk ini hanya dianggap sebagai bagian dari mitologi kuno yang setara dengan sebuah dongeng. Namun ketika sisa-sisa bangkai monster ini terdampar di pantai Albaek, Denmark, pada tahun 1853, para ilmuwan mulai menyadari legenda mengenai Kraken mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata, yaitu cumi-cumi raksasa (giant squid), cumi-cumi kolosal (colossal squid), atau gurita raksasa (giant octopus).
Giant Squid atau Cumi-cumi Raksasa
Giant squid atau cumi-cumi raksasa yang berasal dari genus Architeuthis ini memiliki 8 spesies dan diketahui bisa memiliki panjang hingga 13 meter bagi yang betina dan 10 meter untuk yang jantan. Ukuran ini dihitung dari sirip caudal hingga ujung tentakelnya. Namun, ukuran cumi-cumi ini bisa jadi lebih besar daripada yang diperkirakan.Kraken dalam Sains
Anda mungkin mengira bahwa Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam buku System Nature yang ditulis Carolus Linneus pada tahun 1735. Mr Linneus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasikan makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmos. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen, yang juga seorang naturalis, juga pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 bahwa Kraken "tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal".
Kisah Kraken
Selain menggambarkan Kraken sebagai makhluk yang berbahaya, Pontopiddan juga menulis mengenai sisi lain dari makhluk misterius ini. Pontopiddan menyebutkan bahwa ikan-ikan dilaut senang berada di dekat Kraken. Tubuh Kraken begitu besar dan ditumbuhi banyak jamur-jamur dan organisme kecil sebagai makanan bagi ikan-ikan disekelilingnya. Karena itulah, para nelayan Norwegia yakin bahwa tempat ikan-ikan banyak berkumpul berada di atas Kraken, namun mereka suka mengambil resiko tersebut yang mungkin dapat mengganggu Kraken. Jika Kraken terganggu, maka Kraken akan muncul di permukaan yang ditandai dengan terjadinya pusaran air kemudian menghancurkan kapal nelayan tersebut dengan tentakelnya yang sangat besar.Penampakan Signifikan
Pada tahun 1801, Pierre Denys de Montfort yang menyelidiki subjek mengenai Kraken menemukan kalau di Kapel St.Thomas di St.Malo, Brittany, Prancis, ada sebuah lukisan yang menggambarkan seekor gurita raksasa yang sedang menyerang kapal dengan cara menggulungnya dengan tentakelnya. Insiden yang tergambar dalam lukisan tersebut ternyata berdasar pada peristiwa nyata. Dikisahkan kalau kapal tersebut adalah kapal Norwegia yang sedang berada di lepas Pantai Angola. Ketika mendapatkan serangan tak terduga tersebut, para pelaut di atas kapal lalu membuat sebuah kaul untuk St.Thomas yaitu jika mereka dapat terlepas dari bahaya ini, mereka akan melakukan perjalanan ziarah.Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itu pun pergi. Sebagai pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas di Brittany dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa yang menimpa mereka. Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun paling tidak, penyerangan monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos belaka.
Selain kisah lukisan Kapel St.Thomas, Mr. Monfort juga menceritakan perjumpaan lain dengan makhluk serupa cumi-cumi atau gurita raksasa yang dialami oleh kapten Jean-Magnus dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu juga di lepas Pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.
Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang ke dalam lautan.
Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton, menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal. Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian ditembakkannya ke arah monster itu.
Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh moster itu dan jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu, tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.
Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah menyaksikan seekor cumi-cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.
Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi-cumi raksasa di Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu mungkin memiliki panjang hingga 11 meter.
Pada tahun 1924, Frank T. Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot. Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapat musuh abadinya, yaitu Paus Penyembur.
Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat ada sebuah riakan besar di air. " Ada gerakan besar di dalam laut saat purnama. Aku meraih teropong malam yang selalu siap di gantungannya. Aku melihat seekor ikan paus penyembur besar sedang terlibat perang hebat dengan seekor cumi-cumi yang memiliki tubuh hampir sebesar paus itu. Kepala paus itu terlihat lincah seperti tangan saja layaknya. Paus itu terlihat sedang menggigit tentakel cumi itu dengan sistematis. Di samping kepalanya yang hitam, juga terlihat kepala cumi yang besar. Mengerikan, aku tidak pernah membayangkan ada cumi dengan kepala sebesar itu".
Mendengar kesaksian Bullen, kita mungkin tergoda untuk mengatakan kalau ia membesar-besarkan atau mungkin mengarangnya saja. Namun, pada Oktober 2009, komunitas ilmuwan menyadari kalau kisah yang diceritakan Bullen mungkin memang bukan sekedar cerita fiksi. Cumi raksasa memang bermusuhan dengan paus pembunuh.
Giant Squid atau Cumi-cumi Raksasa
Pada tahun 1880, potongan tentakel ditemukan di Selandia Baru dan diperkirakan merupakan milik dari cumi raksasa yang memiliki panjang 18 meter. ukuran yang sangat luar biasa! Ide kalau seekor cumi raksasa bisa menenggelamkan sebuah kapal mungkin terdengar mengada-ada pada zaman ini, namun pada abad pertengahan, ukuran kapal tidak sebesar yang kita miliki sekarang. Contohnya, kapal Columbus yang bernama Pinta hanya memiliki panjang 18 meter. Seekor cumi sepanjang 10-15 meter sudah bisa dipastikan dapat menyerang dan menenggelamkan kapal ini dengan mudah. Perilaku giant squid ini hampir tidak pernah dikenal sebelumnya hingga pada tahun 2004 ketika para ilmuwan Jepang berhasil mendapatkan 556 foto makhluk ini dalam keadaan hidup. Cumi-cumi tersebut terperangkap dalam sebuah jebakan yang dibuat. Ketika ia berhasil lolos, salah satu tentakelnya yang memiliki panjang 5,5 meter putus. Dari panjang ini, para ilmuwan tersebut memperkirakan kalau makhluk itu memiliki panjang 8 meter.
Colossal Squid atau Cumi-cumi Kolosal
Apabila kita mengira cumi raksasa sudah memiliki ukuran yang luar biasa, maka perkenalkan makhluk yang satu ini, colossal squid atau cumi-cumi kolosal.Makhluk ini memiliki nama latin Mesonychoteuthis hamilton dan para ilmuwan percaya kalau makhluk ini bisa bertumbuh hingga paling tidak memiliki panjang 14 meter. Ini membuatnya menjadi hewan invertebrata terpanjang di dunia. Walaupun demikian, para ilmuwan tidak bisa memastikan hingga seberapa panjang hewan ini bisa bertumbuh.
Mengenai Colossal Squid, Dr. Steve O'Shea, ahli cumi dari Auckland University berkata: "Sekarang kita tahu makhluk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan Giant Squid. Giant Squid bukan lagi cumi terbesar di luar sana. Sekarang kita memiliki sesuatu yang lebih besar. Bahkan bukan cuma sekedar besar, tetapi benar-benar jauh lebih besar".
Colossal Squid di foto di samping ditangkap di Laut Ross dan memiliki panjang mantel 2,5 meter. Ukuran ini termasuk luar biasa karena Giant Squid terbesar yang diketahui hanya memiliki panjang mantel 2,25 meter. Lagipula Colossal Squid di samping dipercaya masih dapat bertambah panjang hingga mencapai ukuran yang jauh lebih besar.
Jika ada Kraken di luar sana, maka bisa dipastikan kalau Colossal Squid adalah tersangka utama. Perbedaan antara giant squid dengan colossal squid adalah giant squid memiliki tentakel yang memiliki lubang penghisap dan gigi-gigi kecil, sedangkan colossal squid memiliki tentakel yang juga dilengkapi dengan kait yang tajam. Beberapa kait bahkan memiliki tiga ujung.
Selain dua jenis cumi-cumi di atas, makhluk yang satu ini juga memiliki tentakel dan bisa bertumbuh dalam ukuran yang luar biasa, yaitu Giant Octopus.
Giant Octopus atau Gurita Raksasa
Giant Octopus atau gurita raksasa bisa bertumbuh hingga memiliki panjang 9 meter. Panjang ini cukup membuatnya menjadi monster yang ditakuti oleh para pelaut. Makhluk inilah yang dipercaya Morfort sebagai monster yang menyerang para pelaut Norwegia di lepas Pantai Angola yang lukisannya tergantung di Kapel St.Thomas.Bangkai ini terdampar di Pantai St.Augustine, Florida tahun 1896. Dipercaya sebagai Giant Octopus.
Pada masa kini teori mengenai cumi atau gurita raksasa dianggap sebagai penjelasan yang paling masuk akal mengenai legenda Kraken. Jika beranggapan kalau legenda Eropa yang mengatakan kalau Kraken memiliki ukuran sebesar pulau sebagai "membesar-besarkan", maka mungkin misteri Kraken memang sudah terpecahkan.
sumber:imagitopia.blogspot.com
+ komentar + 1 komentar
Kraken,Monster Penguasa Samudera - Segalanya Disini >>>>> Download Now
>>>>> Download Full
Kraken,Monster Penguasa Samudera - Segalanya Disini >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Kraken,Monster Penguasa Samudera - Segalanya Disini >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Posting Komentar